Senin, 10 Oktober 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Secara historis, Bahasa Indonesia adalah sebagaian cuplikan dari Bahasa Melayu. Sebagaian besar dialek-dialeknya mirip dengan Bahasa Melayu kuno maupun Bahasa Melayu Klasik. Fakta ini tidak dapat dipungkiri lagi karena secara geografis negara Indonesia juga termasuk daerah kekuasaan orang-orang Melayu pada zaman dahulu.
1.      Melayu Kuno
Penyebutan pertama istilah Bahasa Melayu sudah dilakukan pada masa sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu kuno dari Palembang dan Bangka, dan beberapa prasasti lainnya ditemukan di daerah Jawa Tengah.
Berbagai batu tertulis (prasasti) yang ditemukan itu seperti :
·        Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683
·         Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684
·         Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686
·         Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688
·         Prasasti Gandasuli di Jawa Tengah, tahun 832
·         Prasasti Bogor di Bogor, tahun 942
2. Melayu Klasik
Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13, ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik merupakan kelanjutan dari Melayu Kuno.
Catatan berbahasa Melayu Klasik pertama berasal dari Prasasti Terengganu Berangka tahun 1303.
Seiring dengan berkembangnya agama islam dimulai dari aceh pada abad ke-14 bahasa Melayu Klasik lebih berkembang dan berdominasi sampai tahap dimana ekspresi “Masuk Melayu” berarti masuk agama Islam.
3. Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu di Indonesia kemudia digunakan sebagai Lingua Franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai 360 bahasa).
Secara sosiologis, bolehlah kita katakana bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Dan secara Yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.
Beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia/ Melayu
:
v  Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Dh. A van Ophuijsen dan ia muat dalam Kitab Logat Melayu.
v  Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat).
v   Tanggal 28 Oktober 1928, dilaksanakan Sumpah Pemuda.
v   Pada tahun 1933 secara resmi berdirilah Pujangga Baru yang diipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahban dan kawan-kawan.
v   Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres Bahasa Indonesia I yang bertempat di Solo.
v   Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebaggai bahasa Negara.
v   Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
v  Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober s/d 2 November 1954.
v  Pada tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto. Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
v  Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoma Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
v  Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1978.
v  Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggararakan di Jakarta pada tanggal 21-26 November 1983.
v  Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d . 3 November 1988.
 
v  Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1993
v   Kongres Bahasa Indonesia VII di selenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta pada tanggal 26-30 Oktober 1998.
4. Pengaruh Terhadap Pembendaharaan Kata§ Hindu (antara abad ke-6 sampai 15 M)
Sejumlah besar kata berasal dari Sanskerta Indo-Eropa. (contoh : samudra, istri, suami, raja, putra, pura, kepala, mantra, cinta, kasih, kaca)
§ Islam (dimulai dari abad ke-13 M)
Pada tempo ini diambillah sejumlah besar kata dari bahasa Arab dan Persia (contoh : masjid, kalbu, kitab, kursi, doa, khusus, maaf, selamat,, kertas)
§ Kolonial
Pada tempo ini ada beberapa bahasa yang diambil, diantaranya yaitu dari Portugis (contohnya : gereja, sepatu, paham, sabun, meja, jendela); Belanda (contohnya : asbak, kantor, polisi, kualitas); Pasca-Kolonialisasi (kemerdekaan dan seterusnya); Inggris (contoh : konsumen, isu); den Neo-Sanskerta yaitu Neologisme yang didasarkan pada bahasa Sanskerta (contoh : dasawarsa, lokakarya, tunasusila).
§ Tionghoa
Contoh : pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, cukong
5. Senarai Jumalah Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
Asal Bahasa Jumlah Kata
Belanda 3.280 kata
Inggris 1.610 kata
Arab 1.495 kata
Sanskerta-Jawa Kuno 677 kata
Cina 290 kata
Portugis 131 kata
Tamil 83 kata
Parsi 63 kata
Hindi 7 kata

A. Penting Atau Tidaknya Bahasa Indonesia
Sebuah bahasa penting atau jumlah tidak penting dapat dilihat dari tiga criteria, yaitu jumlah penutu, luas daerah penyebarannya,dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, susastra dan budaya.
1. Dipandang Dari Jumlah Penutur
Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa indonesa lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian warga Indonesia. Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah. Bahasa ndonesia baru dikenal anak- anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (taman kanak- kanak.
Data ini membuktikan bahwa penutur bahasa indonesia adalah 210 juta orang (2000) ditambah dengan penutur- penutur yang berada di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya dakam masyarakat.
2. Dipandang Dari Luas Penyebarannya
Penyebarannya suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur.
3. Dipandang Dari Dipakainya Sebagai Sarana Ilmu, Budaya, Dan Susastra.
Ketiga hal diatas, sarana ilmu pengetahuan, budaya, dan susastra telah dijalankan oleh bahasa Indonesia dengan sangat sempurna baik. Hal ini membuktikan bahwa bahas Indonesia adalah bahasa yang penting.
B. Ragam Lisan Dan Ragam Tulisan
Kedua ragam itu berbeda, perbedaanya adalah sebagai berikut:
1. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua,teman berbicara yang berbucara di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.
2. Didalam ragam lisan unsur-unsur fungsi dramatikal, seperti subyek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang- kadang dapat ditinggalkan hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi. Ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu.
3. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Ragam tulis tidak terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu
4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar dan huruf miring.
C. Ragam Baku Dan Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakaiannya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri- ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Ragam baku itu mempunyai sifat- sifat sebagai berikut:
1. Kemantapan Dinamis
2. Cendekia
3. Seragam
D. Ragam Baku Tulis Dan Ragam Baku Lisannya
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku- buku pelajaran atau buku- buku ilmiah lainnya.
Bagaimana dengan masalah ragam baku lisan? Ukuran dan nili ragm baku lisan ini bergantung pada besar atau kecilnya ragam daeah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapat dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraanya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.
E. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas sepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam fungsional atau ragam profesional adalah ragam bahasa yang kaitannya dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga kaitan dengan keresmian keadaan penggunanya.: Ragam Keilmuan Atau Teknologi, Ragam Kedokteran, & Ragam Keagamaan.

1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan hasil paduan berpikir ilmiah melalui penelitian. Karya ilmiah disusun secara sistematis berdasarkan kaidah berpikir ilmiah.
Suatu karya ilmiah adalah laporan tertulis dan pubikasikan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseoran atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau symposium, artikel jurnal.
Karya ilmiah bertumpu pada berpikir ilmih, yaitu berpikir deduktif atau induktif.
Penalaran induktif merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku umum atau suatu kesimpulan yang bersifat khusus berdasarkan atas fakta- fakta khusus. Penalaran induktif mungkin merupakan generalisasi, analogi atau hubungan kausal.
Penalaran deduktif adalah penalaran untuk menarik kesimpulan yang bersifat individual atau khusus dari suatu prinsip atau sikap yamg berlaku umum. Penalaran itu mencakup bentuk silogisme dan entimem.
2. Macam- Macam Karya Ilmiah
Adapun karya ilmiah dapat dipilah menjadi:
1. Makalah
Makalah dalam tradisi akademik, adalah karaya ilmuan atau mahasiswa yang sifatnya paling soft dari jenis karya ilmiah lain.makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas- tugas perkuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapanga. Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana.
2. Kertas Kerja
Kertas pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmua.
3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semester (SKS) dan dalam pengerjaannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan “mengawal” dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
4. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk meyelesaikan pendidikan pasca sarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan penemuan baru.
5. Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan diertsi dihadpn Dewn Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing- masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisini dimana penulis mengemukakan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis rinci.
6. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusu, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitin semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel dimuat pada jurnal- jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak mengurangi nilai keilmiahannya.
7. Artikel Ilmiah Populer
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi public. Dinamakan ilmiah popular karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan- aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat disutat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa dibungkus dengan opini penulis.

1. Jenis dan Format Karya Tulis
Karya tulis yang dapat dibuat mahasiswa terdiri dari berbagai jenis, meliputi karya tulis yang merupakan hasil dari suatu penilitian atau karya tulis hasil pemikiran/studi/literatur/riset teoritik/laporan perjalanan. Untuk karya tulis berupa laporan hasil penelitian, apabila dilakukan dalam kaitan dengan kurikulum mahasiswasering disebut sebagai skripsi (SI), tesis (S2), dan disertasi (S3). Isi dari karya tulis yang merupakan hasil dari penelitian itu mencakup pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan karya tulis. Tinjauan pustaka berisikan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan teori yang mendasari perumusan hipotesis. Metodologi meliputi uraian bahan, peralatan, prosedur kerja, analisis data dan analisis hasil, bagian hasil. Dan yang terakhir bab penutup meliputi kesimpulan dan saran. Untuk karya tulis yang bukan merupakan hasil penelitian itu berbeda halnya dengan karya tulis hasil penelitian tetapi apabila dilakukan dengan kaidah ilmiah akan tetap memiliki bobot kulaitas yang sama.
Bobot ilmiah dan urgensi dari penelitian / karya ilmiah untuk keperluan skripsi dan unutk keperluan ajang lomba memiliki perbedaan. Untuk skripsi, penelitian harus memiliki bobot ilmiah yang tinggi dan telah ditentukan tolak ukurnya. Sedangkan untuk ajang lomba, penelitian harus memiliki asas manfaat dan produktivitas.
2. Langkah dan Persiapan Karya Tulis
Setelah menegetahui bentuk-bentuk karya tulis, pada bagian ini diuraikan tentang beberapa hal yang dipersiapkan mahasiswa sebelum melakukan penulisan karya tulis. Adapun langkah-langkah tersebut adalah :
a. Pencarian dan Perumusan Masalah
Masalah untuk suatu karya tulis dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber masalah dapat digali dengan jalan melakukan penelusuran karya-karya ilmiah / laporan penelitian yang sudah ada dan dianalisis permasalahan-permasalahan yang masih belum terpecahkan dari penelitian terdahulu (biasa dicantumkan pada bagian saran). Selain itu mahasiswa juga dapat mencari permasalahan dari kehidupan sehari-hari. Dari permasalahn yang muncul tersebut selanjutnya dirumuskan dan dikaitkan dengan spesifikasi kemampuan pengetahuan dari mahasiswa.
b. Penulusuran Informasi dan Referensi
Setelah permasalahan diketahui, tugas mahasiswa adalah mencari bahan-bahan referensi yang terkait dengan permasalahan tersebut. Referensi yang diperlukan meliputi hasil-hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan orang terhadap permasalahan yang sama atau mirip, teori-teori yang melatarbelakangi alternatif penyelesaian permasalahan tersebut dan referensi-referensi lain.
c. Penyusunan Outline Kerja / Proposal Penelitian
Outline atau proposal ini bermanfaat sebagai pedoman atau kisi-kisi di dalam pelaksanaan penulisan karya ilmiah atau pelaksanaan penelitian. Untuk dapat menguji kelayakan outline / proposal, jika diperlukan dapat dipresentasikan pada kelompok mahasiswa atau didiskusikan dengan dosen pembimbing.
d. Pelaksanaan Penelitian dan Pengumpulan Data
Untuk karya ilmiah yang melalui penelitian, maka tahapan yang paling penting adalah pelaksanaan penelitian dan hal ini dilakukan dengan selalu mengacu pada proposal. Secara prinsip prosedur penelitian adalah berupa pelaksanaan riset yang dilakukan dengan cermat dan obyektif mengikuti kaidah ilmiah sehingga diperoleh data-data terukur yang dapat memberikan makna atau menghasilkan gambaran dari fenomena yang diteliti.
e. Langkah Teknis Lainnya
• Penyususan jadwal kegiatan
• Pembentukan tim dan pembaian tugas, jika dilakukan secara kelompok
• Aktivitas administrasi meliputi juustifikasi anggaran keuangan, perijinan penelitian dan kontrak kerja, dan lain-lain
3. Penulisan Karya Ilmiah
Pada bagian depan sudah diuraikan tentang format karya ilmiah secara umum. Dalam pelaksanaannya, format karya tulis ditentukan secara spesifik oleh penyelenggara kegiatan. Beberapa hal yang berkaitan dengan teknik penulisan karya ilmiah dapat disajikan pada uraian berikut ini :
ü Karya tulis harus diketik dengan menggunakan mesin ketik atau komputerü Ukuran media/kertas, jenis huruf, ukuran margin/spasi/aligment. System penomoran, halaman dan format lain biasa ditentukan oleh penyelenggaraü Penulisan dilakukan dengan gaya bahasa yang bakuü Penggunaan besaran-besaran terukur haru smemperhatikan nilai angka signifikan dan satuan terkaitü Tabel pada karya tulis harus diberi penomoran dan diberi judulü Pencantuman gambar pada karya tulis meliputi bagan, grafik, peta dan foto harus dibuat dengan jelas dan diberi judulü Penulisan persamaan matematika harus dituliskan dengan jelas dan mencantumkan arti dari setiap symbol yang digunakanü Pada penulisan karya tulis dalam bidang kimia seringkali membutuhkan skema reaksi kimia atau gambar struktur senyawa kimiaü Penulisan pustaka dan sitasi pengutipan harus disesuaikan dengan format yang ditentukan
Dari sisi materi, karya tulis harus diperhatikan dari sisi keruntuhan materi dan kemudahan pembaca untuk dapat memahami isi karya ilmiah. Pada karya tulis sering dicantumkan abstrak atau intisari sebagai bagian yang berisikan uraian singkat tetapi menyeluruh tentang isi karya tulis.

Sebelum kita membahas tata cara pengembangan karya ilmiah yang benar dan tepat sesuai dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar dan tepat maka alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari karaya ilmiah itu sendiri, dibawah ini merupakan beberapa pengertian karya ilmiah menurut : Muh. Arief Effendi, SE,MSi,Ak,QIA (Ketua Komite Sekolah SMPIT RJ Cilegon,Internal Auditor PT. KS, Dosen Luar Biasa FE Universitas Trisakti, STIE Trisakti & FE Universitas Mercu Buana Jakarta)Ø Tulisan yang disusun dengan struktur tertentu.Ø Format penulisannya juga harus memenuhi standar yang
telah ditentukan dan memenuhi kaidah ilmiah.
Ø Pada prinsipnya menggunakan metodologi tertentu dalam
penyusunannya untuk menganalisis data-data hasil
penelitian sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
Ø Termasuk kategori tulisan non fiksi ( tulisan yang lebih menonjolkan pada faakta).
Setelah kita mengetahui pengertian dari karya ilmiah itu sendiri maka untuk pembahasan kita yang selanjutnya adalah mengenai kerangka karangan itu sendiri. Kerangka karangan adalah rencana atau garis besar karangan berdasarkan tingkat kepentingannya; Pokok-pokok yang akan dibicarakan; Pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan
Kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu topic dan formal
§ KK diungkapkan dalam bentuk kata à kerangka karangan topik§ KK diungkapkan dalam bentuk kalimat à kerangka kalimat§ Dalam beberapa kalimat à kerangka alinea§ Dalam beberapa paragraf à proposal (harus dilengkap dana dan waktu yang diperlukan)
Contoh dari pengembangan kerangka karangan topic itu sendiri adalah
§ Topik : ramalan cuaca§ Tema : meningkatkan kualitas peramalan cuaca dengan metode DRIR (Direct Readout Infra Red)§ Tesis : Kualitas peramalan cuaca akan dapat ditingkatkan dengan
menggunakan metode DRIR, yaitu dengan mencatat data
radiasi sinar infra merah dari satelit sehingga bisa diketahui
distribusi temperatur tiap permukaan bumi.
§ Judul : DRIR metode canggih dalam Meramalkan Cuaca
Contoh
§ Topik : Banjir di Bandung Selatan§ Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah cara§ mengatasi akibat banjir tsb§ Judul : Penanggulangan Akibat Banjir di Bandung Selatan
Contoh dari pengembangan kerangka karangan formal
Rumusan Masalah, perlu dituangkan dengan jelas agar pembahasan masalah terarah sesuai dengan tujuan. Biasanya diungkapkan dalam bentuk pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, sejauhmana, upaya apa.
Metode Penelitian -à diperlukan dalam upaya memperoleh data.Data diperlukan untuk membahas masalah dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi
Contoh Kerangka Karangan Formal
Topik : Bencana Banjir
Judul : Hutan gundul penyebab terjadinya bencana banjir .
Tujuan:§ mengetahui penyebab bencana banjir§ mencegah terjadinya banjir karena penebangan hutan secara liar.
Rumusan Masalah :
§ Langkah apa yang harus dilakukan agar penebangan hutan secara liar tidak marak terjadi.
Aspek yang Diteliti :
§ Penebang pohon.§ Keadaan hutan.§ Kondisi tanah§ Masyarakat sekitar hutan§ Penyebab terjadinya banjir§ Dampak terjadinya banjir padamasyarakat
Metode Penelitian
§ studi pustaka§ survey melalui observasi, wawancara, dan kuesioner§ Literatur (min 5)
Pengertian Tema dan Judul
Di dalam pengembangan kerangka karangan karya ilmiah yang benar dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang tepat maka kita harus mengetahui tentang pengertian tema, judul, dan maksud dari karangan itu sendiri
A. TEMA
Tema yang baik adalah tema yang harus mengandung kejelasan, kesatuan, perkembangan, keaslian. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangat penting untuk pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan. Rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat, asalkan seluruh kalimat bersama-sama mengungkapkan satu ide (ide karangan). Untuk lebih jelasnya kita akan mengetahui bagan berikut ini
Tema –à pendek –à kata atau frasa
Contoh : bertema percintaan, perjuangan, kesenjangan sosial
–à panjang –à kalimat (isinya bersifat umum)
Contoh : Dengan semangat sportivitas, kita sukseskan. . . .
Melalui Kepedulian Sosial Kita Gencarkan . . . .
Tema berarti pokok pemikiran topik yang sudah mengandung tujuan Ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis
dalam karangannya disebut tema karangan
Contoh :
Topik : Penanggulangan Bencana Banjir
Tema : Penanggulangan Bencana Banjir dengan membangun parit-parit sebagai pengalir air pada musim penghujan.
B. JUDUL
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik.Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik.Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Dalam sebuah judul pembatasan topic mengenai masalah apa, mengapa, bagaimana, dimana dan kapan haus terlingkup dalam ruang ang luas Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.
Syarat judul yang baik
§ harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.§ judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.§ harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.§ tidak provokatif.§ singkat dan padat, menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Pada sekarang ini banyak orang beranggapan bahwa topik = judul. Topik merupakan pokok yang akan diperikan atau masalah yang akan dikemukakan. Judul adalah nama karya tersebut. Tema lebih luas lingkupnya dan biasanya lebih abstrak; tema dapat dibagi-bagi menjadi beberapa topik. Dari topik dapat muncul judul-judul. Walaupun topik yang dipilih sama, tetapi makksudnya berlainan, maka tema yang dihasilkan juga lain. Selanjutnya penggarapan dan materi-materi yang dipilih pun berbeda.Setelah topik ditetapkan, maksud topik diuraikan langkah selanjutnya membuat sebuah rumusan tentang masalah dan tujuan yang akan dicapai. Perumusan itu tidak lain adalah tema karangan. Tema karangan itu berbentuk satu kalimat, satu alinea.


Minggu, 09 Oktober 2011

GORESKAN PENA KREATIVITASMU DENGAN ESTETIKA DAN ETIKA MEJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI BANGSA DAN NEGARA

KESUNYIAN MALAM

KESUNYIAN MALAM

oleh Toyib Nawawi pada 17 Agustus 2011 jam 22:12
ingin ku terbang bebas bersamamu hingga akhir hayat ini....
walaupun kau jauh di sana...
hati ini selalu menemanimu di setiap langkahmu...
lembaran putih ini sudah tergores coretanmu...
hingga aq tak mampu untuk memghapusnya...
aq selalu mengenang coretan indah indah itu..
walaupun seiring berjalannya waktu...
semua tidak akan pudar....
semua akan aq jadikan kenangan yang terindah bersamamu